Populasi dan ekonomi manusia telah tumbuh secara eksponesial dan sekarang memiliki dampak pada iklim, proses ekosistem dan keanekaragaman hayati (Brown,. Dkk, 2011). Indikator status sosial ekonomi dan dampak ekologi lainnya berkorelasi dengan penggunaan energi. Energi merupakan bahan bakar untuk aktivitas perekonomian global, seperti pemekaran penduduk, perbaikan standar kualitas hidup dan pertumbuhan konsumsi. Sampai saat ini Indonesia masih menggunakan energi fosil dalam bentuk minyak bumi, gas bumi dan batubara. Penggunaan energi fosil secara besar-besaran mendorong pertumbuhan ekonomi, namun seringkali dibarengi dengan kerusakan ekologis yang nantinya akan membawa potensi kebencanaan alam ataupun manusia.
Kementerian ESDM telah menguatkan komitmen untuk mengembangkan sumber energi yang akan segera mengambil alih peran energi fosil yaitu Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). EBTKE memiliki potensi untuk mengatasi masalah energi dan memenuhi tantangan pembangunan, pertumbuhan eknomi dan lingkungan yang dapat ditangani secara bersamaan. EBTKE memiliki efek yang sangat besar yaitu berkurangnya emisi gas rumah kaca dan juga diharapkan dapat menekan biaya biaya pokok produksi energi untuk kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa tahun ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah melakukan capaian pengembangan EBTKE yaitu Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS), pembangunan biogas, dan masih banyak lagi. Kelengkapan data subsektor EBTKE tersaji secara lengkap pada ESDM One Map. Ketersediaan data pada ESDM One Map subsektor EBTKE saat ini berjumlah 17 peta yang akurat serta up to date. Peta yang tersedia antara lain:
Kelengkapan data subsektor EBTKE yang tersedia pada ESDM One Map sangat bermanfaat untuk para investor, stakeholders maupun akademis yang memerlukan data sebagai bahan analisisnya, membantu pengembangan industri agar tepat sasaran dan yang lainnya.