Jakarta - Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua. Posisi geografis Indonesia yang terletak di daerah tropis dengan curah hujan tinggi menyebabkan tingkat pelapukan batuan yang tinggi sehingga wilayah Indonesia memiliki sebaran kawasan rentan gerakan tanah yang luas. Dikarenakan lokasi geografis tersebut, pada tahun 2021 lebih dari 900 kejadian gerakan tanah dalam satu tahun terjadi di Indonesia (sumber: Siaran Pers Kementerian ESDM No. 070.Pers/04/SJI/2021). Sering kali terjadi bencana gerakan tanah di Indonesia yang sebagian besar terjadi di musim hujan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi telah membuat pelaporan tanggapan kejadian gerakan tanah yang terjadi di Indonesia melalui MAGMA (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment). Pelaporan tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gerakan tanah, morfologi dan geologi daerah kejadian gerakan tanah, faktor- faktor dominan, mekanisme kejadian, risiko masyarakat yang berada di sekitar lokasi longsor serta rekomendasi pengurangan risiko bencana tanah longsor yang diperlukan. Sehubungan dengan perlunya peningkatan penyebarluasan laporan tanggapan kejadian gerakan tanah kepada publik, maka ESDM One Map memetakan kejadian gerakan tanah dengan mengintegrasikan data yang bersumber dari MAGMA sehingga masyarakat dapat mengakses pelaporan tanggapan kejadian gerakan tanah dengan mudah dan cepat pada ESDM One Map.